Hadirkan Solusi Seiring Inovasi - Inovasi Infrastruktur Masa Depan
Permasalahan di Indonesia bukan hanya mengenai masalah Korupsi, tindakan kriminal, ataupun pelecehan seksual. Infrastruktur umum juga menjadi masalah besar yang harus di hadapi di Indonesia. Banyak infrastruktur umum yang harus dibenahi mulai dari jalanan, penataan kota, hingga sumber energi. Di kota-kota besar di Indonesia masih banyak menemui masalah mengenai infrastruktur umum. Mulai rusaknya jalan-jalan di kota, penataan kota yang terbilang semrawut sampai dreinase yan buruk. Tidak hanya di kota-kota besar saja sebenarnya, masalah seperti itu pun muncul di daerah pedesaan di seluruh Indonesia, banyak sekali jalan berlubang dan tidak rata, parahnya lagi jalan utama di desa masih belum di pasangi lampu jalan.
Dengan besarnya negeri ini dan sumber daya alam yang melimpah, sebenarnya hal ini bukan menjadi hal yang rumit, kita perlu belajar dari negara-negara maju. German misalnya, di sana para ilmuan berlomba-lomba mencari jalan keluar dari permasalahan seperti ini. Memang butuh modal, tapi kalau untuk kepentingan bersama, kenapa tidak.
Jl. Raya Banjarnegara – Banyumas Jawa tengah, sebuah jalan raya di kabupaten Banyumas, penghubung antara kota Banyumas dan Banjarnegara. setiap hari saya melalui jalan ini untuk menuju kampus, kadang pulang kuliah sampai malam, saat melintas jalan ini yang ada hanya gelap dan sorot lampu kendaraan dari arah berlawanan. Sama sekali tidak melihat batas jalan, di sebelah kanan dan kiri jalan adalah sawah. Ditambah kondisi mata yang mulai minus. Dengan mengendarai sepeda motor kadang harus membuka kaca helm agar bisa melihat dengan jalas, ini menjadi ancaman bagi semua pengendara motor di wilayah ini. Tidak ada lampu jalan terpasang. Ada, tapi hanya lampu toko di pinggir jalan yang jaraknya berjauhan. Sampai saat ini kondisinya masih sama.
1. Infrstruktur Jalan
Banyak jaringan jalan raya di Indonesia. Banyak yang beraspal, namun jalan raya di Indonesia tidak semuanya bisa di andalkan, lubang, genangan air, dan permukaan yang bergelombang, membuat sengsara para pengguna jalan raya. Untuk persoalan infrastruktur jalanan di Indonesia menurut saya memang benar-benar harus di benahi. Misalnya dengan memperpanjang usia jalanan. Lubang di jalanan terbentuk karena retakan-retakan kecil di atas permukaan aspal, retakan retakan inilah yang nantinya akan memperpendek usia jalanan, retakan ini memang tidak berbahaya bagi pengguna jalan, tapi berbahaya untuk jalan itu sendiri.air akan masuk ke dalam aspal melalui retakan tadi. Di musim hujan air turun dan membuat retakan tadi terkikis, di tambah kendaraan berat melintasinya.
Kita bisa mencontoh perusahaan di Jerman yang membuat model 3 dimensi jalan raya. Nantinya model tersebut akan mencakup semua jalan penghubung utama, alat ini diciptakan oleh Insinyur Dieter Klasen. Untuk melakukannya dibutuhkan sebuah kendaraan yang dilengkapi dengan kamera dan beberapa sensor untuk mendokumentasikan kondisi jalan raya. Sasarannya adalah mendeteksi ruas jalan yang berpotensi mengalami kerusakan seperti berlubang atau bergelombang, sebelum mengancam keselamatan pengendara.
Sebuah sistem navigasi berbasis satelit menjadi jantung sistem pengukuran. Ini bisa menentukan secara akurat lokasi kendaraan. Pengumpulkan data jalan raya akan berguna jika dilengkapi dengan informasi akurat mengenai lokasi. Cahaya kilat stroboskop memindai retakan kecil di aspal. Klasen menggunakan kamera industri beresolusi tinggi, yang membutuhkan pencahayaan maksimal untuk membuat citra yang akurat. Pencahayaan konstan dengan pulsa 1/20.000 detik menjamin ketajaman gambar, ini dikarenakan aspal berwarna hitam sehingga sulit untuk memantulkan cahaya. Barbasis nilai ini pemerintah setempat bisa memutuskan ruas jalan mana yang paling membutuhkan perbaikan, agar pembentukan lubang jalan bisa dicegah. Jika ini di terapkan di Indonesia bisa menjadi solusi dalam memperbaiki jalanan. Atau juga bisa dengan melakukan daur ulang aspal, sehingga lebih hemat biaya.
Selain itu perlunya peninjauan di daerah-daerah jauh dari kota. Karena masi hada jalan jalan utama yang tidak dipasang lampu jalan. Sekaligus pemasangan rambu-rambu dan arah jalan yang bisa membantu pengguna jalan.
2. Rumah masa depan Indonesia
Rumah tahan gempa
Di indonesia bencana alam bisa datang kapan saja dan darimana saja, entah itu gempa bumi, banjir, tanah longsor, gunung meletus dan yang paling parah tsunami. Ini menyisahkan banyak kerusakkan, banyak anak-anak yang kehilangan tempat tinggal mereka. Namun yang menjadi bencana sesungguhnya adalah, dimana mereka akan tinggal dan mendapatkan rumah?. Dibutuhkan pembangunan kembali, ini menjadi sorotan utama usai bencana alam. Di perlukan biaya untuk membangun banyak rumah korban bencana. Tentu butuh biaya tidak sedikit. Namun baru-baru ini sabuk logam menjadi teknologi murah untuk rumah tahan gempa.
Ribuan nyawa bisa diselamatkan apabila bangunan dibuat tahan gempa. Namun tidak semua rumah di Indonesia memiliki teknologi semacam itu, biayanya cukup mahal untuk membangun rumah tahan gempa. Namun tim dari universitas Sheffield di Inggris mengaplikasikan teknik baru yang tengah diujicobakan pada sebuah bangunan yang diberi tekanan serupa dengan gempa bumi yang menggoncang Haiti tahun 2010, dan tidak runtuh. Cara kerjanya mirip sabuk atlet angkat besi. Semuanya di kompresi sehingga mengurangi tekanan pada kolom beton. Metode ini juga tidak hanya membuat bangunan kembali stabil dengan cepat, tapi juga meningkatkan kemampuan bangunan untuk melakukan deformasi, sehingga tidak lebih rentan terhadap gempa susulan. Ini bisa menjadi solusi bagi rumah-rumah di Indonesia untuk menangani gempa.
Rumah tenaga surya
Menurut saya di masa depan rumah-rumah di Indonesia juga harus sudah menggunakan tenaga surya, dengan jendela berukuran besar dan kualitas kaca yang baik yang memungkinkan energi cahaya masuk. Panas dari udara yang telah terpakai menghangatkan udara segar, dan atap menghasilkan listrik yang diperlukan. Apalagi jika ini diterapkan untuk rumah sewa atau kost-kostan sehingga akan mengurangi biaya sewa karena hemat energi.
Rumah kecil ekologis
Di Indonesia sendiri sampai saat ini nyatanya masih banyak yang belum memiliki tempat tinggal sendiri, Mahalnya biaya membangun rumah dan tidak adanya lahan menjadi kendala utama. Menurut saya Indonesia harus berinisiatif dalam membangun rumah. Rumah yang bagus namun dengan biaya seadanya. Membangun rumah tidak harus mahal dan megah, cukup nyaman dan inovatif. Orang – orang di indonesia perlu membangun rumah kecil ekologis, seperti rumah di film hobit misalnya, rumah yang materialnya ada di sekitar dan dari hutan setempat. Atau menggunakan bahan daur ulang seperti perumahan kontainer, bermodalkan kontainer bekas untuk pemukiman di pinggiran ibu kota misalnya, agar harga sewa murah dan prinsip daur ulang juga diterapkan.
3. Taman untuk Indonesia
Di kota-kota besar di Indonesia taman menjadi hal yang langka, padahal setidaknya lahan hijau harus ada minimal 30% dari luas kota. Taman bukan hanya lahan terbuka hijau, melainkan juga tempat untuk menghirup udara segar, bersosialisasi, sekalgus untuk rekreasi untuk mengurangi rasa jenuh hidup di perkotaan. Dengan adanya taman, anak-anak juga memiliki lahan untuk bermain diluar. Perlu sekali Indonesia memiliki banyak taman di sudut kota,
4. Proyek SMART untuk Air besih Indonesia
Indonesia memiliki lautan yang luas dan curah hujan yang cukup, namun air bersih masih belum merata, miris memang. Dengan kekayaan melimpah namun tidak semua penduduk Indonesia terjangkau air bersih sepenuhnya. Ditambah lagi saat musim kemarau datang. Maka makin mendesaklah kebutuhan akan sebuah pengelolaan yang berkelanjutan dengan teknologi yang inovatif untuk ketersediaan sumber daya air yang disebut Sustainable Management of Available Water Resources with Innovative Technologies atau disingkat SMART.
Sebuah komponen yang penting adalah proses pengelolaan air limbah. proyek percobaan ini perlu diperkenalkan kepada para politisi local, mahasiswa, warga dan petani, yakni bagaimana daur ulang air dapat berfungsi, agar mereka dikemudian hari dapat melakukan implementasi dengan sekala yang lebih besar. Masalahnya pada pendanaan, jika tidak ada masalah dengan pembiayaaan, maka model-model pengelolaan air lainnya juga dapat dibangun, misal pengumpulan air hujan.
Strategi menyimpan Air
Hal ini terjadi di musim hujan saat petani tidak membutuhkan air. Tapi bagaimana orang bisa menyimpan air untuk musim kemarau? Strategi pertama: membuat kolam besar yang tertutup, namun kekurangannya yaitu akan terjadi penguapan dan air akan menjadi lebih asin saat di simpan. Yang kedua: di simpan di bawah tanah. Sebaliknya dengan menyimpan air di bawah tanah memiliki keuntungan, karena jalur aliran yang dilewati oleh air di bawah tanah masih memiliki efek membersihkan.
5. Kota hijau inovatif
Jika dibandingkan dengan kota-kota di Negara maju di Eropa, Indonesia masih sangat jauh tertinggal. Di eropa saat ini mulai gencar membangun kota hijau. Kopenhagen misalnya, kopenhagen didapuk sebagai ibukota hijau Eropa tahun 2014, ibu kota Denmark ini akan menjadi kota netral karbon ada tahun 2025. Seharusnya Indonesia tidak mau kalah dalam hal ini, Indonesia harus belajar dari Kopenhagen, setidaknya Indonesia akan menjadi ibu kota Hijau Asia di masa mendatang.
Jika berbicara mengenai transportasi masal, bus contohnya. Di Indonesia keadaanya sangat buruk, bukan hanya kondisi busnya tapi juga tidak ramah lingkungan. Stockholm menjadi salah satu yang terdepan di Eropa untuk masalah udara bersih dan transportasi ramah lingkungan. 75% jaringan transportasi kota memanfaatkan energi terbarukan dan pajak kemacetan membantu mendorong warga untuk memakai transportasi publik. Di tahun 2007, udara Stockholm memiliki tingkat partikulat terendah di Eropa. Lagi-lagi Indonesia harus meniru prestasi Stockholm.
Atau bisa saja Indonesia menggunakan Bus Hidrogen. apalagi Indonesia di kelilingi gunung berapi sehingga kaya akan opsi energi terbarukan. bisa juga Indonesia memakai Bus bertenaga listrik. Angkot listrik, minibus listrik, sehingga mengurangi polusi udara dan polusi suara.
Menghidupkan kembali model transportasi Trem, karena transportasi Term bisa menampung dengan jumlah masal sekaligus mengurangi polusi udara dan emisi CO2.
Merencanakan pembangunan gedung pencakar langit pasif dan rumah pasif karena akan menghemat biaya dan perlindungan iklim.
Menurut saya Indonesia mulai dari sekarang benar-benar harus mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, melindungi hutan, beralih ke biomassa dan memproduksi energi panas bumi.
Refrensi : DW.com
Gambar Ilustrasi : Undi Gunawan
Tags:
Taukah Kamu?
wuiihhh keren gan. jadi nambah wawasan
BalasHapusnice infonya gan, makasih
BalasHapusInfo bagus niih gan :) Thanks ,.. ditunggu info yang lain ^_^
BalasHapusKeren infonya gan. Bikin info menarik lg gan , biar mkin betah
BalasHapusNice info gan
BalasHapus